Selasa, 28 Juni 2016

seharusnya

seharusnya aku sudah terbiasa
dengan sayatan menyeluruh berstruktur retak berpola
seharusnya aku sudah terbiasa
bila ku jatuhkan hati akan menangis dengan rintihan perih bekas sayatan
yang ku sayat sendiri
seharusnya aku sudah terbiasa
ku terjun di belantara yang menyimpan ribuan air yang membasuh dahaga hanya batas kerongkong
seharusnya aku melepaskannya
karna perih yang tak terperih mulai meluas sebelum membunuh diri
seharusnya aku sudah tau kalau tak kan pernah sama dengan adanya suatu pertalian yang diolah manusia
seharusnya aku tak boleh tertarik dengannya
karena kaki kita berpijak pada jalan yang tak sama
aku tak bisa membedakan antara bahagia dan sedihnya
aku tak tega selalu melihat kemurungannya
aku tak bisa semakin lama, dia semakin menikmati rasa sakit hatinya
sedangkan diri terlalu berenergi untuk bercahaya meniup gelapnya hutan
pesona berwarna yang mengusir sendu
kadang lebih suka berhayal daripada melihat kenyataan
ah kita beda

Senin, 27 Juni 2016

hai Tuan kegelapan
ketika aku tidak mendapat kabar darimu
mungkin kamu terlalu asik bercengkrama dengan peri kesayanganmu
mungkin kamu sedang bercerita kehidupanmu atau apa yang sedang kamu lakukan
sampai lupa aku dan waktu
imaginasiku begitu terlalu
dengan semua kebohonganmu
kadang aku ingin menggantikan posisi peri itu
tapi aku tak mau
seenggaknya kamu tau apa yang ada dipikiranku
Tuan aku pergi dulu
sebelum kamu tau semua tentang aku
mungkin aku sudah terima pinangan itu
karna tlah aku kesampingkankan cinta demi pengabdianku
semoga kau dapatkan penawar agar peri itu terbunuh dari jiwamu
atau malah merasukimu
aku tak bisa membunuh diriku demi penawar itu

Minggu, 26 Juni 2016

bukan cinta tapi meyakinkan diri
bukan sayang tapi ingkar dengan kenyataan
bukan bimbang tapi takut kesepian
dan sekali (lagi) bukan dia

Senin, 20 Juni 2016

tiba-tiba saja
berasa tapi belum melakukan
malu juga terhadap pencapaian
apa yg bisa dibanggakan?
dari sosok gadis manja yang takut kepanasan
terkadang sempat membayangkan aku ini siapa ?
entah apa yang bisa ku beri untuk semua
buat diri saja kadang masih blum bisa
ini saja masih bermain dengan pendidikan
tapi sampai kapan?
kenapa ada ada saja yg menganggu pikiran
sangat memberatkan kepala bagian belakang
rasa hati ingin belajar lagi dengan cara yang tak biasa
mendobrak garis nyaman yang ku buat sendiri
terasa lebih adil bersama mereka di belahan sana yg masih buta aksara
seenggaknya itu lebih membahagiakn daripada tiap bulan dapat gajian
gusti berkahi 🍃

Minggu, 12 Juni 2016

aku tak perlu membuat semua nampak jelas
hanya di hadapannya aku tak bisa berdusta
apalagi tawar menawar kata
aku menggelandang mencari keadaan yang merupakan cerminan  dari perilakunya
yang ada hanya mendamba bayangan sendiri
sebegitu gila rasa ini ketika hanya sunyi yg menakutkan melihat kenyataan dia tak datang
seakan ditampar dan ditendang oleh dinding kosong
lidah mengulum luka
aliran darah mengingatnya
tanganku sendiri membawa pisau belati yang mungkin akan menancap di dadanya sebelah kiri
dengan tatapan nanar aku tetap memeluk luka-lukanya
teramat banyak sayatan di tempat yang sama
segeralah bergegas
agar tak ku temui dalam angin malam
agar bisa ku basuh luka itu
aku masih di jalan kemarin yang menyimpan bekas sepatunya
tuan kau nampak asing dengan dialog yang bergelut dengan sunyi
jangan buat gelisah apalagi berprasangka
aku bukan sedang berduka
aku mencoba memaknai cintanya
semoga tidak sia-sia.

Kamis, 09 Juni 2016

perspective

Selama ini, sorot mata kita seakan melihat semua dengan satu arah.
melihat dengan kasat mata yang ditampakkan oleh mata. 
selamanya jika belum bisa melihat kedalaman hati seorang kita tak bisa dan takkan pernah memposisikan sebagai hakim. 
Karena masih terdapat skema Tuhan entah alur apa yang akan berlangsung dari setiap prosesnya.
cobalah terkadang lihat secara imajiner, bahwa (mungkin) di dalam hati setiap orang terjadi setiap proses untuk terus berproses dan merupakan perjalanan kehidupan manusia yang sesungguhnya. 
seakan tersirat sebuah kata bahwa Tuhan memegang kendali atas proses di dalam hati dan kita harus menyelesaikan kemudinya. 

dont judge people from one perspective.

Selasa, 07 Juni 2016

tanda tanya

Tuhan 
perkenalkan saya seorang wanita ingin mengatakan dengan bahasa apa adanya dengan kata-kata apa adanya juga
bolehkah saya bertanya? 
maaf ada beberapa tanya 
kenapa saya terjebak di kehidupan para pencari hati?
kenapa saya diterjunkan di kehidupan yang berdasar dari semua teori yang dikuasai tapi tetap kembali ke teori awal yang menurutnya sahih?
kenapa saya diandilkan dalam kisah secara kasat mata dan logika tidak sama?
kenapa saya dilibatkan di kehidupan yang sudah pandai ini dan sudah tau harus apa, tapi tetap saja tak sama?
kenapa saya dilibatkan kalau berkaitan dengan rasa seakan belati yang menembus jantung?
kenapa saya dilibatkan dengan kehidupan yang tak bisa saya lepas karena rasa yang dulu hilang sekarang terasa ada?
kenapa saya tidak diberikan waktu lama untuk menikmati lebih lama?
seenggaknya itu jeda
kenapa saya diberitahu semua sedangkan hati tak ingin mengetahuinya?
kenapa itu saya? 
apa peran saya terhadap sesama manusia? 
kenapa hati saya ditempatkan seperti ini? 
kenapa seolah menggiring ke kata merelakan selalu ada di kehidupan saya?
kenapa saya selalu disuruh memetik pelajaran yang itu membuat saya gila?
apakah saya harus terbaring untuk menebus dosa saya?
saya sudah menyeret hati dan hidup saat merasa dipecundangi dunia
kenapa saya diseret lagi dengan semua yang nampak berbeda tapi tetap pada kesimpulan sama?
saya tak bisa ikut andil apa-apa, saya tak bisa lagi menjatuhkan badan saya sendiri menuju celah jurang yang tak berdasar 
saya bodoh sebagai wanita
kenapa saya diposisikan miring setengah hidup saya dipegang oleh yg aku beratkan dan satunya dipegang oleh hati pemilik hati?
saya tidak mengharap surga, saya hanya wanita yg mnyembah-Mu dan Engkau tujuanku
saya izin menyayangi makhluk-Mu
dosakah saya? 
saya tidak bisa menyelesaikan selain diluar kuasaku, berupa takdir dan semuanya pasti akan mencari zona itu
saya berikhtiar, ada bagian takdir buruk yang terhapus yang digantikan tersebab amaliah berganti senyum bahagia
saya jauhkan semua ini dari sumpah serapah bila menyakiti akan tersakiti dengan luka yang dijanjikan tak ada obatnya
Tuhan tapi satu saja pinta saya 
saya melihatnya penuh luka. bolehkah sembuhkan lukanya dulu baru setelah itu saya?

semoga

bersandarlah 
semoga DIA selalu menjagamu agar tetap baik 
karna yang baik tidak selalu berawal dengan baik

ketetapan?

sempat ku menghitung hari
sempat juga ku mengikuti dentingan waktu
ku ikuti setiap detiknya, ku tatap pelan
seolah detik itu berpindah ke hati.
Dan lalu.....
ku mulai bertanya pada diri
akan sebuah ketetapan illahi
ku coba pungkiri tapi kemungkinan selalu menghampiri
ku beranikan diri untuk mngingkari mungkinkah dia adalah ketetapan yg sudah ditetapkan?
jika benar iya, kapan waktu itu datang?
tapi jika tidak, kapan dia akan hilang?
kalau misal dia bukanlah sebuah ketetapan yang telah ditetapkan untuk diriku menetap
jangan sadarkan aku terlebih dahulu
karna aku masih belajar tentang arti misteri ketetapan 
mungkin sudah cukup tepat untuk membuat hidup menjadi lebih hebat 
sudah cukup tepat untuk membuat ketetapan paling indah yang sangat tepat 
karna siapapun kamu yang berusaha untuk menetap 
kamulah yang aku pilih untuk terus bertatap tetap diketetapan sang maha tepat
 
(terinspirasi melody dalam puisi panji ramdana)

entah dia yang tertulis di lauhul mahfud

saya menemukannya
dengan campur tangan-Nya
tanpa campur tangan pihak manusia seperti kisah sebelumnya 
jadi selesaikanlah entah dimana klimaksnya
yang jelas tau aja makna dari kita
jangan libatkan mereka
karna saya sudah menerima
baik itu entah di masa yg belum terlaksana 
atau dimasa yang sudah kau lalui dulu sebelum ada saya 
iya 
ibarat melakukan tindakan pidana yang belum ditentukan hukum ketetapan dan aturannya
hanya akan mendapatkan sangsi sesuai peraturan yang telah ditetapkan sebelumnya, 
jangan campur adukkan semua.

kau sebut apa

seperti biasa, ada putaran roda di kepala 
lebih rumit dari definisi liarnya malam 
apalagi ini soal kesenjangan 
perlu waktu untuk memukul semua sama rata 
apalagi soal kasta yang menjadi pmbeda 
mungkin nafsu penggoda di tempat ia berkuasa

kali saja

ku lirik jam imitasi mampir di tangan sebelah kiri

sudut pandang

tunggu ! lihatlah !
kamu kemanakan bedak tabur dan padat itu?
apalagi gincu matte yang sering kamu bawa
oiya aku tidak melihat ada bingkai alis bentuk clurit yang tersapu dengan eye brow gelmu
eye liner yang kau bilang paling murah dimana my darling?
ada yang janggal dengan bulu matamu, kenapa tidak setebal kemarin? 
bentar ada apa dengan kelopak matamu, kenapa tidak ada warna pelangi disitu?
ah pipimu juga, dulu aku selalu melihat ada warna merah disitu 
kenapa wajahmu tidak berkontur seperti dulu?

ini lagi 
baju dan kerudung model apa yang kamu pakai ini, labelnya tak ku kenali
tas merk, jam tangan branded, tak nampak aku jumpai di medsosmu 
di akhir ini aku juga tak melihat ada foto dengan kekasih roda 4 mu
apalagi tanpa eksistensi
biasanya kau selalu update lokasi untuk memenuhi selera makanmu

ada apa dengan dirimu? kenapa kau terlihat ayu dengan kumpulan kertas berwarna kuning di dekapanmu?

nya

kadang aku berpikir oh tidak aku berhalusinasi sebutan itu lbih baik, 
klo aku mendefinisikan dirinya adalah bahasa. 
di dalam dirinya seolah ada rangkaian fonem, morfem, suku kata, kata yang membentuk kalimat, paragraf bahkan wacana
dia punya kumpulan tanda baca, terkadang seru,tanya,koma atau mungkin nanti telah sampai pada titik
dia sarana untuk berinteraksi 
terkadang bisa mmbuat artikulasi yang sifatnya arbitrer bahkan konvensional
entahlah kalimat ini masih berhenti dijeda 

aku msih butuh udara untuk terkadang mnyelami kata baru dg waktu tak bgitu lama

aku mash mnempatkannya di tempat tak bernama yang berasa ada (meskipun sepi)