Selasa, 28 Juni 2016

seharusnya

seharusnya aku sudah terbiasa
dengan sayatan menyeluruh berstruktur retak berpola
seharusnya aku sudah terbiasa
bila ku jatuhkan hati akan menangis dengan rintihan perih bekas sayatan
yang ku sayat sendiri
seharusnya aku sudah terbiasa
ku terjun di belantara yang menyimpan ribuan air yang membasuh dahaga hanya batas kerongkong
seharusnya aku melepaskannya
karna perih yang tak terperih mulai meluas sebelum membunuh diri
seharusnya aku sudah tau kalau tak kan pernah sama dengan adanya suatu pertalian yang diolah manusia
seharusnya aku tak boleh tertarik dengannya
karena kaki kita berpijak pada jalan yang tak sama
aku tak bisa membedakan antara bahagia dan sedihnya
aku tak tega selalu melihat kemurungannya
aku tak bisa semakin lama, dia semakin menikmati rasa sakit hatinya
sedangkan diri terlalu berenergi untuk bercahaya meniup gelapnya hutan
pesona berwarna yang mengusir sendu
kadang lebih suka berhayal daripada melihat kenyataan
ah kita beda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar